krisis ekonomi jilid dua di depan mata!

Apakah anda orang yang mengerti tentang pasar saham? atau setidaknya peduli dengan perkembangan ekonomi global? kalo ya, maka anda pasti mengerti jika hari minggu kemarin adalah hari yang sangat mencemaskan bagi dunia.

mengapa?

Hari sabtu-minggu kemarin diberitakan jika dubai world, perusahaan paling besar di Uni Emirat Arab mengalami gagal clearing. Lalu apa hubungannya dengan dunia?
Dubai World mengalami kegagalan akibat seretnya penjualan properti-properti super mahal mareka oleh karena menurunnya daya beli dunia. Konsumen mereka yang terdiri dari bangsawan eropa, politikus, artis dunia, yang tahun lalu begitu tergila-gila dengan bangunan di dubai kini juga mengalami kesulitan keuangan, atau setidaknya melakukan penghematan finansial (mungkin akibat lesunya ekonomi dunia belakangan ini).

Masalahnya adalah dubai World merupakan perusahaan properti super besar yang sangat terkait dengan berbagai institusi keuangan besar dunia. Jika Dubai world dinyatakan gagal clearing (dalam bahasa kasar hampir bangkrut) maka, Bank besar dunia seperti HSBC, RBS dan lainnya akan terseret dan menimbulkan dampak sistemik. Pasar modal dunia akan kacau, dan akan menimbulkan badai krisis ekonomi global.

Kasus ini mirip dengan krisis ekonomi global baru-baru ini. Ketika perusahaan-perusahaan properti di amerika mengalami kemacetan akibat kebangkutan bisnis properti. Institusi keuangan yang menjadi pemodal bagi perusahaan properti ini ikut terseret yang mengakibatkan krisis ekonomi global tahun lalu.

Apalagi Uni Emirat Arab adalah negara yang merupakan salah satu negeri dengan lalu lintas ekonomi yang super sibuk. Bisa dipastikan, jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, maka efek yang akan ditimbulkannya akan sangat fatal.

Saya bisa pastikan, dua hari ke depan, menteri-menteri keuangan di seluruh dunia, apalagi di negara-negara besar tidak akan tidur nyenyak. Sebab krisis ekonomi dunia jilid dua sedang berada di depan mata!
baca tulisan ini lebih jauh

Setiap masuk blok baru

hmmm... perasaan seperti ini selalu saja datang tiap masuk blok baru. Perasaan menyesal, merasa bersalah, yang biasanya ditutup dengan tekad mantap untuk berubah. Setiap masuk blok mata kuliah baru, pasti dalam hati timbul rasa menyesal karena tidak serius mengikuti satu mata kuliah. Ditambah dengan rasa tertekan akan hasil ujian yang jeblok, tekanan akibat pesan-pesan orang tua, membuat setiap sistem baru kita seperti ingin betul-btul berubah.

Nyatanya setelah masuk blok baru, kita sama sekali tak berubah. Tetap bangun jam delapan pagi, habis itu nonton avatar atw kuis siapa berani, makan, berangkat ke kampus jam sebelas. sampai di kampus tidak langsung masuk ke kelas, tapi langsung stand by di SC. mumpung kalo sempat masuk satu kuliah dalam satu hari.

memang sih, jadwal belajar telah dibuat. Tapi, entah kenapa, hidup begitu sangat susah diatur. Kehidupan berjalan begitu bandel dan susah dikendalikan. Kadang-kadang dalam beberapa malam, saya merenung dan menyusun jadwal kembali. Tapi, begitulah, kehidupan tetap berjalan dengan caranya sendiri.

Sampai sekarang saya masih mencoba untuk bisa mngendalikan hidup. Mungkin, hidup itu seperti kuda ya? Keliarannya menunjukkan kualitasnya. hmmm... masalahnya jokinya belum begitu mahir mengendalikan.
baca tulisan ini lebih jauh

puisi-puisi yang keberatan ide

hingga sekarang
aku asih enggan menulis puisi
yang keberatan ide

karena puisi-puisi yang besar
kelak tak mampu berjalan
dan hanya mampu menceritakan anak-anakku
dongeng yang telah usang
tentang mimpi dan kenangan

aku lebih suka menulis puisi
yang mampu berjalan-jalan
menemani anak-anakku berjalan di belakang rumah
di sepanjang kanal yang airnya menghitam
oleh plastik dan jelaga
di sepanjang bibir pantai
yang kehilangan pasir
di tepi hutan, di padang ilalang
di sepanjang lorong kota kecilku

atau jika tidak aku lebih suka membiarkannya
menjadi erangan-erangan
menjadi raungan-raungan
yang berlalu lalang tiap malam
di langit-lagit kamarku...
baca tulisan ini lebih jauh

saat nonton elclassico

di tengah teriakan dan hingar bingar laga derby elclassico real vs madrid, saya terkagum-kagum dengan permainan yang ditunjukkan kedua tim. Sangat berkelas. Ada tarian, ada pertunjukan, ada drama, hingga luapan emosi.

Sambil berpikir-pikir apakah semua yang ditampilkan dalam laga itu sebanding dengan harga yang harus dibayar oleh para penonton, saya teringat dengan pertandingan liga indonesia beberapa jam sebelumnya. Tentu saja bedanya antara langit dan bumi. ga usah dibahas.

Saya hanya tercenung. Kira-kira kapan ya stadion-stadion di Indonesia bisa menampilkan pertunjukan seperti itu?
baca tulisan ini lebih jauh

kenduri ziarah

seperti baru kemarin kita berbincang
di tepi ladang saat kemarau begitu bandang
dan gumpal awan belum menuliskan kata hujan
engkau katakan ingin berziarah
ke sebuah padang, kau menyebutnya padang cinta
tempat bapak adam dan ibu hawa berjumpa
sebagai anak aku berkata, pergilah
sebagaimana para tetua pernah melakukan
bersama palka dan angin muson

lalu kau ikat kayu bakar, dan sama-sama kita panggul
menyusur jalan pulang, seraya menyebut perjalanan kelak
sebagai perjalanan yang mungkin terakhir engkau lakukan.

pada suatu pagi, ketika angin muson mulai berputar di atas bandar
aku mengantarmu pergi, seperti hendak menjemput mati
sebab sebuah perjalanan mungkin sampai, mungkin juga bukan
hanya, aku berharap tidak ada perjalanan yang sia-sia
air mataku jatuh, saat tubuh rentamu melambai seperti daun jagung
mungkin ini cara perpisahan yang aneh
atau semacam cara untuk memberi pesan, bahwa hidup manusia
hanyalah telur di ujung jarum, yang genting tetapi juga penting

sepanjang pergimu, air mataku meleleh-leleh
sekalipun air mataku bukan lilin
di mataku, engkau bukan lelaki renta
melainkan sosok yang begitu perkasa menantang ketakutanmu
sendirian

kelak jika engkau pulang, aku ingin mendengar cerita
tentang peziarah renta yang tersesat di sudut kota tua
dan di sebuah gang, ada seorang nabi meninggalkan anak istri
demi cinta tanpa syarat
lalu kita mengenalnya sebagai berkorban
sejenis kemampuan untuk tidak terikat kepada cinta
yang mungkin sia-sia

entahlah, selamat jalan lelaki renta, takdir menunggumu di sana
baca tulisan ini lebih jauh

Kita Telah Menjadi Mesin!!

Tiap hari kita bangun jam enam pagi, lalu bergegas menuju kantor, menuju kampus, menuju tempat kerja
Di kampus, di kantor, di sekolah kita melakukan hal yang sama tiap hari. Lalu kita pulang jam empat sore dan kembali ke rumah. besoknya kita kembali mengulang ritme hidup yang sama. Maka jadilah kita, kita tiap hari menjalani ritme hidup yang teratur dan monoton. Parahnya, Ritme hidup seperti tiap hari selama lebih dari dua pertiga umur kita. Tak diragukan lagi kita telah benar-benar terbelenggu oleh rutinitas kita!


sementara itu di sekitar kita, kita tak sempat menyadari, begitu banyak hal-hal yang kita lewatkan. Begitu banyak peristiwa langka yang kita tak mampu nikmati karena kita telah menjadi mesin.karena begitu teraturnya kita dalam menjalani hidup, kita tak mampu lagi merasakan kehidupan, selayaknya manusia. Begitu banyak peristiwa-peristiwa di luar kita yang terjadi tiap hari karena kiat Kita telah menjadi mesin bagi siklus hidup yang kita ciptakan sendiri.


selama ini kita sibuk dengan rencana masa depan kita. kita terlalu terobsesi dengan masa depan yang kita khayalkan. maka jadilah kita budak masa depan. Sebuah Fatamorgana yang telah menipu kita selama bertahun-tahun kehidupan kita.

Kita meninggalkan banyak hal penting dalm kehidupan kita yang singkat. Kita tak sempat lagi melihat anak2 kita tumbuh dewasa. Kita tak semapt lagi berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekeliling kita...

pada akhirnya kita akan sadar dengan apa yang kita tinggalkan,
kita akan sadar setelah samnpai di depan fatmorgana dan menyadari bahwa apa yang selama ini kta anggap sebagai tujuan hidup adalah kebohongan besar!
baca tulisan ini lebih jauh

mati lampu..

Bang One ngeluh, koq listrik mati terus? Tiap hari listrik mati terus. tak terhitung berapa alat-alat elektronik yang rusak gara-gara listrik mati-nyala. kerugian industria kibat listrik tak terhitung lagi.. Jadi listrik ini gimana sih?

Saya orang yang awam tentang masalah ke-energi-an di Indonesia, jadi jangan berharap bnayak dari tulisan ini. Tulisan ini hanya sedikit gambaran dari apa yang saya tahu entang krisis kelistrikan di Indonesia...



Krisis kelistrikan di Indonesia memang sangat rumit. Tapi setidaknya sya dapat melihat ada dua hal yang menjadi masalah dari pengelolaan kelistrikan di Indonesia. Yang pertama adalah masalah sistemik dan yang kedua adalah masalah di tubuh PLN sebagai pengelola listrik di Indonesia snediri.

Masalah sistemik yang saya maksud adalah tidak adanya political will dari pemerintah untuk segera mengakhiri masalah krisis kelistrikan. Usul-usul JK mengenai masalah kelistrikan seperti dipandang sebelah mata. Program listrik 10.000 MW yang dicanangkan oleh JK tak dikerja secara serius. Padahal hitung-hitungannya, untuk memacu ertumbuhan ekonomi smapai 7% per tahun, pembangunan power plant harus minimal 20% per tahun. Dengan masalah kelistikan yang kacau balau, mana mungkin investasi bisa berjalan?

Selain itu, harus kita tahu bahwa tiga puluh persen dari pembangkit listrik di Indonesia adalah PLTG yang menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. Tapi apa yang terjadi? karena semua tambang-tambang gas yang ada di Indonesia dikuasai oleh asing, yang karena ingin untung besar tak mau menjual gas-nya ke PLN, PLTG-PLTG milik PLN terpaksa harus menggunakan solar! bayangkan kerugian yang harus ditanggung jika mesin-mesin yang harusnya menggunakan gas terpaksa diberi makan solar. Pemerintah sampai sekarang harus mensubsidi PLN 80-90 Triliun per tahun untuk membeli solar. belum lagi mesin yang cepat rusak gara-gara salah makan.

Di tubuh PLN sendiri, masih banyak ditemui praktik-praktik yang tidak profesional. Efektifitas`dan efisinsinya masih sangat memprihatinkan.
Jadi, apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah kelistrikan di INdonesia? di mata saya yang awam ini. Yang dibutuhkan adalah political will pemerintah!
baca tulisan ini lebih jauh

kita hidup dalam mimpi

beberapa hari yang lalu, saya berbincang-bincang dengan salah seorang senior saya di Fakultas Kedokteran. beliau sudah koass, sudah mau wisuda, tinggal tunggu hasil ujian anestesi katanya. Dokter pengujinya ke luar kota dan baru pulang esok hari. Beliau tinggal di asrama mahasiswa kedokteran, dan saya sering ke sana karena teman-teman saya banyak tinggal di sana. Beliau mantan pengurus lembaga.

suatu malam, waktu saya lagi main ke asrama, kami berbincang-bincang di ruang depan asrama. tempat para warga (sebutan untuk para penghuni asrama) biasanya menerima tamu.

Waktu itu mati lampu, jadi suasananya agak hening. Setelah ngobrol ngalor-ngidul beberapa jam, beliau bertanya ke saya:

apakah kita semua sadar dengan apa yang kita lakukan?

maksudnya? saya tidak mengerti..

apakah kalian, orang-orang yang sedang kuliah, sadar dengan apa yang kalian lakukan?
apakah kalian yang sedang berlembaga sadar dengan apa yang kalian lakukan?

maksudnya?

Apakah pilihan-pilihan yang kalian ambil dan jalani untuk kalian hidupi itu murni dari diri kalian sendiri?

faktanya orang berlembaga karena kedekatan emosional belaka. bukan karena pertimbangan- pertimbangan rasional. Orang kuliah karena itulah yang digariskan dunia. bahwa orang yang lulus SMA harus lanjut kuliah..

jadi...

ya.. kalian semua sedang bermimpi. kita semua sedang bermimpi. Kita sekarang ini sedang tertidur lelap, dan hanya menjalani mimpi.
baca tulisan ini lebih jauh

sajak tentang kau yang tertancap di langit

"Setiap Malam, Sesaat Sebelum Aku Menatap Bintang, Aku Selalu Bertanya Pada Hatiku Tentang Seberapa Besar Rasa Cintaku Kepadamu Dan Setiap Kali Itu Pula Aku Mendapatkan Jawaban Yang Sama Bahwa Seberapapun Besarnya Cintaku Kepadamu Itu Menjadi Tak Ada Artinya Ketika Pada Kenyataannya Tak Ada Cinta Yang Kau Sisakan Untukku Walau Hanya Sedikit Saja"


tapi lagi-lagi aku mencoba tak percaya pada kata hatiku dan lebih memilih percaya pada senyummu saja, dengan begitu mungkin aku akan tetap bertanya sambil lalu pada hatiku sesaat sebelum aku melihat kembali bintang--yang sejak bertemu denganmu rutin aku lakukan, di malam selanjutnya tanpa memerdulikan jawaban yang hanya akan mengundang airmata itu
baca lebih jauh



"aku mencintaimu, untuk itulah di setiap malamku dan malammu yang mungkin saja berbeda, aku menanam bintang-bintang dengan bibit dari keringatku yang menetes ketika terlalu lelah aku berlari menujumu hanya demi membalas senyummu yang tertinggal begitu saja di mataku"

aku membayangkan di suatu hari baik nanti, ketika tanganku dan tanganmu adalah satu, bintang-bintang itu tumbuh menjadi matahari dan menyinari mataku dan matamu dengan tanpa memerdulikan cuaca dan waktu karena hari-hari hanya menjanjikan terang bahkan pada malam-malam tergelapmu

(dan kau akan menciptakan bayangan panjang di belakangmu untuk kau titipkan padanya rindu sementara aku menciptakan bayangan di hatimu untuk aku sampaikan padanya rayu, dan aku hanya tinggal menunggu bayanganmu berpaling dan kemudian berdua aku dan kau melihat bayangan kita terikat di antara terang matahari dan teduh cinta sejati)
baca tulisan ini lebih jauh

Arsenal, bukti para pemain muda


Subuh hari sambil sahur saya sempat nonton Arsenal bermain di liga cahampions melawan Glasgow celtics. Luar biasa! Arsenal dengan pemain-pemain mudanya (rata-rata usia pemain Arsenal yang diturunkan malam tadi 23 tahun!)berhasil menunjukkan sebuah pertunujkan sepabola (saya lebih suka menganggapnya sebagai pertunjukan, untuk membedakannya dengan permainan sepakbola ala indonesia yang sereing kita lihat di TIVI yang kita sebut dngan pertndingan).

Arsenal memamg bersinar awal musim ini. sempat diragukan untuk bersaing di papan atas liga Inggris dan liga champions setelah kehilangan dua pilarnya musim lalu, Emanuel Adebayor dan Kolo Toure yang pindah ke manchester City, Arsenal malah enunjukkan penampilan luar biasa di awal musim. beberapa pengamat yang sempat memprediksi posisi Arsenal sebagai bagian dari Big Four Liga inggris (empat tim papan atas liga inggris, bersama dengan Manchester United, Liverpool dan Chelsea) bakal digusur oleh manchester City yang jor-joran beli pemain hebat di bursa transfer, justru berbalik menjagokan arsenal sebagai kandidat jaura Liga Inggris tahun ini.


Sebenarnya apa yang dimiliki oleh sekelompok anak muda dari London Utara ini shingga mampu meraih hasil yang begitu cemerlang (setidaknya) di awal musim? Padahal Banyak orang yang masih menyangsikan jika young guns arsenal semacam Ramsey,Walcott, Denilson, Diaby, Clichy, Song, wilshere, bendtner yang miskin pengalaman mampu melewati hadangan lawan-lawan di Liga Inggris dan Liga Champions. Kapten Arsenal, Fabregas bahkan masih berumur 24 tahun, kapten termuda yang pernah memimpin Arsena

Kecemerlangan Arsenal dalam bermain di Liga inggris menjadi sebuah contoh betapa anak muda, betappun miskin pengalamnnya mereka berhak untuk diberi kepercayaan. Ketika banyak fans Arsenal mengecam kebijakan manajer Arsenal, Arsene Wenger yang menjual "aset" penting mereka (adebayor dan Toure) dan hanya mendatangkan Thomas Vermaelen dari Ajax Amsterdam (itupun bukan pemain bintang), Arsene Wenger dengan tegas mengatakan bahwa dia lebih bangga bermain dengan para anak muda yang bermain untuk sepakbola dengan penuh semangat bukan karena uang!" Saya lebih percaya pada semangat para anak muda ini, dibanding dengan kekuatan uang yang klub lain miliki!", katanya.

Waktunya anak muda diberi kepercayaan, bahwa mereka berhak untuk membuktikan kemampuan mereka. Jika kita mau melihat dua tahun terakhir, klub-klub yang berjaya baik di liga domestik maupun di Liga Champions adalah klub-klub yang berhasil mengembangkan kemampuan para pemain muda yang mereka miliki. Selain arsenal, masih ada Manchester United, Barcelona, dan atletico Madrid yang berhasil megembangkan talenta-talenta muda yang mereka miliki untuk meraih prestasi.

Sebaliknya, klub-klub yang mengandalkan nama-nama bintang untuk meraih prestasi seperti kehilangan kekuatannya. Lihat saja klub-klub semacam AC Milan di Italia, yang berjaya di era 90-an hingga 2005 tak mampu berkembang karena lambatnya regenerasi di skuad intinya. Yang paling teranyar, Bayern Muenchen di Jerman yang selama beberapa tahun terakhir menjadi penguasa tunggal di Bundesliga kalah bersaing dari Wolfsubrg, klub tak terkenal yang mengandalkan pemain-pemain muda. Bahkan Bayern harus rela berada di bawah klub semacam Werder Bremen dan Hamburg Sv yang berhasil meremajakan skuadnya dengan memanfaatkan para skuad muda.

Yang menjadikan para pemain muda di klub-klub ini bisa berkembang bukan hanya semangat mereka untuk menunjukkan yang terbaik, namun juga kemauan keras mereka untuk belajar. Tentu saja ini berbeda ketika tim-tim kaya merekrut pemain-pemain bintang untuk membeli prestasi. Para pemain bintang cenderung bermain selfish di lapangan. Mungkin hal ini yang menjadikan pemain sekelas Ronaldinho, Cristiano Ronaldo, Ruud Van Nistelroy, Luis Figo atau Arjen Robben, dan Andriy Shevchenko tak mampu berbuat banyak ketika bermain di klub yang bertabur bintang.

Tentunya, kita juga tak boleh menafikan pentingnya pengalaman-pengalaman orang tua. Kita tentu butuh pengalaman itu untuk mengajari kita, para anak muda, yang sering kebablasan dan tak konsisten. Peran itulah yang dijalankan dengan sempurna oleh William Gallas di Arsenal. Di umurnya yang sudah menginjak 32 tahun, Gallas mampu menjadi mentor yang baik bagi junior-juniornya di Arsenal. Mampu menjadi motivator ketika , fabregas dkk kehilangan semangat, menjadi pengingat ketika menuai kemenangan, serta menjadi pengontrol emosi bagi para pemain muda yang emosinya masih labil.

Dari arsenal, kita bisa percaya satu hal: Waktunya anak muda berkarya, membuktikan potensi besar yang mereka miliki.

IN YOUNG GUNS WE TRUST!
baca tulisan ini lebih jauh

makna kemerdekaan bagi kita yang tak saling mengenal satu sama lain


beberapa hari yang lalu saya ke kampus lebih pagi. Tentu saja yang saya maksud dengan lebih pagi adalah jam tujuh pagi (saya yakin, standar pagi anda dan saya pasti berbeda). melewati ruas-ruas jalan di kota ini lebih pagi dari biasanya, saya jadi punya cukup waktu dan punya cukup semangat untuk melihat ke samping kiri-kanana jalan. Wah, sepertinya ada yang berbeda. Walaupun sebenarnya sayaa bukanlah tipe orang yang suka memperhatikan lingkungan sekitar, saya tetap mudah untuk mengetahui ada yang berbeda. umbul-umbul merah putih dipasang di pasang di samping jalan, di depan rumah-rumah warga, depan toko, depan kantor, sekolah, juga pohon-pohon di samping jalan dililiti kain merah putih. Ini bulan agustus? ya, aku baru sadar, ini bulan agustus.

Berbeda, tapi mungkin bagi kita yang tiap hari selama bertahun-tahun melewati jalan yang sama, gang yang sama, terasa tak ada yang istimewa. Toh, bulan agustus kita lewati tiap tahun, toh tak ada yang istimewa bagi kita di bulan agustus ini selain acara-acara TTv jadi lebih banyak menayangkan film-film perang jadul dan konser kemerdekaan serta kita dapat tontonan lawakan gratis selama beberapa hari : mulai dari menyaksikan ibu-ibu tetangga lomba makan kerupuk yang digantung, pemuda-pemuda tetangga mulai dari yang paling gemulai sampai yang paling berotot main bola pakai daster, sampai tontonan-tontonan gratis lainnya yang bisa kita saksikan, gratis!(setidaknya saya dapat hiburan, terakhir saya sempat liat perayaan tujuh belasan waktu kelas 1 SMA)

Setelah itu, apa yang terlewat dari peringatan tujuhbelasan yang kita gelar tiap tahun? Karena setelah tujuh belasan itu saya tetap ke kampus dengan rutinitas, perasaan, dan kebosanan yang sama. bu ira setelah dapat hadiah mini tape dari hasil juara lomba lari karung, besoknya tetap ke ngutang ke warung buat makan anak-anaknya seperti biasa, Pak Hasan setelah dapat honor drai menyiapkan panggung perayaan tujuh belasan, minggu berikutnya tetap nongkrong di pos ronda minum kopi smabil main catur sama teman-temannya karena mereka kembali nganggur (lagi-lagi seperti biasa), dan kain merah yang meliliti pohon-pohon di pinggir jalan akan dibiarkan lumutan sampai akhirnya diambil jika warna putihnya sudah berubah jadi kuning kecoklatan. jadi, di mana letak istimewa perayaan kemerdekaan?

********

Tadi pagi, selesai mandi, saya ikut melayat ke rumah Pak Dani, tetagga yang kemarin baru aja meninggal. Hari ini hari libur, jadi saya masih punya waktu buat melayat. Yang hadir rata-rata cuma tetangga-tetangga dan keluarga dekat almarhum. Ketemu orang-orang di sana, saya baru sadar ternyata sebagian besar dari orang-orang itu, tetangga-tetangga saya itu, baru saya kenal dari hasil nonton lomba semarak tujuhbelasan kemarin.

Setengah mengutuki diri sendii, saya bertanya dalam hati, kemana saja, saya selama ini? Bukankah di sini saya sudah tinggal sejak pertama kuliah. Sudah dua tahun, lebih tepatnya dua tahun dua bulan. Dan orang-orang ini baru sya kenal kemarin? saat lomba tujuh belasan....

*********

Saya pulang ke rumah. Saya baru sadar, dari perayaan-perayaan tujuh belasan kemarin, ada sesuatu yang bisa kita maknai sama-sama: Saling mengenal! Di tengah-tengah kesibukan masyarakat kota yang apatis dan oportunis, akhirnya kita punya sebuah wahana (setidaknya sekali dalam setahun) untuk kita (orang-orang kota yang kehilangan lingkungannya) untuk saling bertemu, saling menyapa, saling mengenal, Walaupun dengan sikap sama-sama malu-malu (bayangkan saja, rumah kita hanya berbatasan tembok, dan kita hanya sempat saling menyapa paling banyak sekali sebulan!)

Sebuah bangsa dibangun dari sebuah masyarakat dan sebuah masyarakat dibangun dari interaksi-interaksi manusianya. Jika kita tak pernah lagi membangun interaksi, bahkan dengan tetangga terdekat kita, bagaimana kita bisa merasa sebagai sebuah bangsa?

di tengah keriuhan tarik tambang, saya bisa mengenal pak bambang, pak dani, dg. Tutu, dg. Jani, dan yang lainnya, orang-orang yang melihatnya pun saya masih ragu, apakah pernah bertemu dengan mereka sebelumnya. Saya bisa kenal dari pak darso, ketua RT yang ternyata gokil abis, kontras dengan badannya yang besar sampai si Santi panitia lomba karaoke yang lumayan cantik. Di momen-momen seperti inilah akhirnya interaksi dibangun, dan hebatnya lagi, interaksi itu dibangun dalam suasana kemerdekaan...

Inilah makna perayaan kemerdekaan yang sesungguhnya. Setidaknya bagi saya yang tak pernah paham menerjemahkan kata-kata nasionalisme, patriotisme, heroisme, dan isme-isme lainnya yang marak muncul di TV-TV dan koran-koran belakangan ini.
Jayalah Indonesia!!!
merdeka!!!
baca tulisan ini lebih jauh

tak penting berhasil atau tidak, karena yang penting adalah kita tahu kebenarannya...

saya terinspirasi untuk menulis tulisan ini setelah menonton film harry potter and the prisoner of azkaban. anda pasti telah menonton film ini. saya bahkan telah berulang kali menonton film ini, dan itu sama sekali tidak membuat film ini berkurang menariknya (terlebih setelah di akhir cerita, saya menemukan sebuah kata-kata yang menurut saya sangat penting untuk dimaknai lebih dalam).

Film ini mengisahkan kehidupan Harry Potter di tahun ketiganya sekolah sihir Hogwarts. (mohon maaf, saya sebenarnya tak ingin menceritakan cerita film ini, karena saya yakin anda sudah tahu jalan ceritanya, tapi saya harus menuliskannya, bukan hanya agar anda lebih mudah mengerti tulisan saya, tapi juga untuk membuat tulisan ini terlihat lebih panjang. heehhehee ) di awal cerita dikisahkan seorang tahanan penjara sihir azkaban, sirius black, melarikan diri untuk mencari Harry. Orang-orang mengira Sirisu balck yang telah membantu membunuh orang tua Harry akan membunuh Harry. Tapi di akhir cerita, akhirnya terungkap jika Sirius tidaklah bersalah, karena yang membantu membunuh orangtua harry adalah Peter pettigrew sang pengkhianat.


Di akhir film ketika harry potter tahu bahwa peter pettigrew sang pengkhianat berhasil maelaroikan diri, harry potter sangat kecewa. Ia berbicara kepada professor Lupin, sahabat sekaligus gurunya
"apa yang kita lakukan, apa yang kita perjuangkan selama ini menjadi sia-sia. peter pettigrew berhasil melarikan diri"
Tapi Profeesor lupin menyanggahnya
"tidak. tidak sama sekali Harry. Apa yang kau dan kami semua lakukan selama ini tidak lah sia-sia. Kau menemukan kebenaran. itu sebuah anugrah yang tak ternilai harganya."

mungkin ketika kita dihadapkan pada situasi yang sama, kita akan berpendapat seperti Harry. Tentu saja, siapa siih yang tak marah ketika kita setengah mati memperjuangkan sesuatu yang kemudian gagal di akhir?

Tapi yang paling penting adalah dengan memperjuangkan sesuatu (tak peduli berhasil atau tidak) kita sedang membangun pribadi kita. kita sedang membangun nilai-nilai yang kita yakini kebenarannya. Nilai-nilai inilah yng nantinya akan menunjukkan jati diri kita.

Saya teringat ketika saya belajar berenang waktu kecil (yahhh.. walaupun sampai sekarang saya tak mampu berenang), ayah saya bilang, "Coba saja, jika kau tak mampu berenang, setidaknya kau tahu rasanya belajar berenang"

jangan takut untuk berbuat.
baca tulisan ini lebih jauh

jika waktu adalah panas matahari, maka aku ingin demam sedemam-demamnya

waktu, seperti jerang (atau rejang) panas matahari yang membakari tubuh kita sepanjang hari yang dengan itu kita menyusun satu demi satu cerita-cerita yang hampir punah tentang

Kadang-kadang sisa-sisa panasnya masih tertinggal di ubun-ubun menjalari leher, dada, lengan dan semua tubuhku menjadikanku menggigil kears di sepanjang malam-malamku yang dokter menyebut itu demam tinggi, Tapi aku lebih suka menyebutnya sebagai kenangan. Kau bilang, apa bedanya?

karena itu khusus untukmu, aku ingin demam sedemam-demamnya: agar aku bisa mengenangmu sedalam yang aku bisa...
baca tulisan ini lebih jauh

kau tahu? aku senang bisa menemanimu menangis...


makassar, 26.06.09, 20:05

kau benar. kadang-kadang memang kita harus menangis untuk merasa bahagia...

dalam detik-detik yang makin kering, malam-malam yang bisu dan hari-hari yang beku kita akan tahu apa arti ketakutan. Entahlah, aku juga tak tahu dengan cara apa, tapi ada malam-malam tertentu, di mana potongan-potongan kenangan akan terputar ulang dengan sendirinya tepat di depan mata kita, menumpuk di hemispher-hemispher kita, menyesakinya, kadang-kadang bahkan sampai membuat kita terpojok.lalu kita akan butuh tangisan untuk itu. Saat itu, kita akan bersyukur kepada Tuhan karena telah memberi kita air mata...

ya, aku tahu rasanya. Antara puas dan kecewa bukan?

Selalu. Rasanya akan selalu seperti itu. kau akan puas karena kau bisa lepas dari kenangan yang menghimpitmu tepat di jantung. Tapi kau akan kecewa, bukan hanya karena kenangan-kenangan akan memmbuka kembali luka yang tak kau mengerti mengapa masih teringgal di girus-girusmu walau kau telah menguburnya dalam-dalam. tapi juga karena sebenarnya kau tahu, semakin kau menangis, semakin kau merasa sendiri. Aku berat mengatakannya, tapi jujurlah, tak ada yang tahu kau sedang menangis...

hmmm... baiklah, aku akan menemanimu menangis malam ini...

Kau tahu, aku akan menemanimu menangis. Setidaknya malam ini. Tapi tak akan lama. Menangis itu menular bukan? dan aku tak ingin (terlihat) menangis di depanmu.

tapi, aku tak tahu caranya bagaimana membujuk. aku masih menganggap itu pekerjaan yang tak rasional...

Jangan pernah berharap seorang lelaki cengeng dan manja akan membujukmu. Sebenarnya aku ingin, tapi aku tak tahu caranya. kadang-kadang aku merasa membujuk itu seperti mengajarimu tentang kehidupan (siapa yang lebih tahu tentang pelajaran kehidupan daripada kau?)Mungkin suatu saat nanti, aku akan ikut kursus membujuk. tahun depan mungkin. belakangan ini aku sangat sibuk.

Jangan pedulikan apa isinya, karena yang penting adalah aku membujukmu!

Aku yakin, tahun depan kau bahkan tak lagi mengingat apa yang kukatakan malam ini. Tapi aku yakin, kau akan selalu ingat bahwa pernah ada suatu malam di mana kau menangis dan aku ada di sampingmu. Sebenarnya aku berat mengatakannya, tapi kau tahu? aku senang bisa menemanimu menangis...
baca tulisan ini lebih jauh

Maafkan aku jika tak kuat menahan tangis....

"Tubuhmu makin lemah, aku tak yakin kau mampu bertahan lebih lama..."

Telah belasan musim kita lewati dalam ringkih hari-hari yang makin menipis. Kita sama-sama tahu tubuhmu tak kan bertahan hingga musim baru tiba. Setiap aku bangun di pagi hari, aku akan bersyukur karena masih diberi (setidaknya satu hari) bersamamu. Kau tahu? kalau bukan karena aku tak ingin membuatmu tersinggung, akan kuajak kau menghabiskan sisa musim yang kita punya dengan bermain ski di alpen, menjelajahi sungai-sungai di venesia, atau menyusuri kebun-kebun tulip di eindhoven...

"Ya, aku tahu. Setelah aku pergi, kau akan hidup bahagia dan jadi periang, kan sayang?"

hari-hari makin menipis dan beberapa hari terakhir kau mulai rajin memandangi tanggal-tanggal di kalender. Kadang-kadang kau membuka album foto-foto usang yang telah bertahun-tahun tak kita sentuh. Kau bahkan memintaku menemanimu mencari foto berdua kita yang pertama (seingatku itu telah belasan tahun yang lalu), yang ternyata kau masih simpan tepat di balik foto pernikahan kita. Beberapa minggu ini kau bahkan melingkari setiap hari yang kita lewati, yang ketika kutanya alasannya kau menjawab kau ingin pergi dengan membawa kenangan indah tentangku sebanyak mungkin. Aku menangis, dan kau marah. kau tak suka aku menangis.



"Tentu tidak! Aku tak dapat membayangkan hidupku tanpa kau!"

Sepeninggalmu aku ragu, tak ada lagi yang sempat mengingatkanku untuk sejenak melupakan antrian pasien di klinik, telfon dari perusahaan farmasi, atau berkas-berkas laboratorium yang menumpuk di meja kerjaku untuk sejenak kita menikmati sekedar teh manis di beranda belakang rumah, atau kadang-kadang matahari sore, atau kadang-kadang kau mengajakku berjalan di sepanjang taman di halaman yang karena itu semua aku punya alasan untuk bertanya, apakah ada hidup yang lebih sempurna dari ini?

"Tidak, aku tak ingin setelah aku pergi, kau menjadi lelaki cengeng dan merana..."

Aku masih ingat, beberapa tahun lalu, ketika pertama kalinya aku tahu, bahwa ada yang salah dengan tubuhmu, aku tak mampu menatap wajahmu lama-lama seperti biasa (walau sebenarnya aku ingin). Aku takut semakin banyak kenangan yang kau tinggalkan di memoriku, semakin berat bagiku untuk membiarkan kau beristirahat dengan tenang. Lalu ketika kau tahu itu, kau mengajakku menyusuri langit bulan desember mengajariku tentang arti dari sebuah kepergian

"Bagaimana bisa? sedangkan kau pemilik tawa dan senyumku?"

Tak ada yang mampu membuatku tersenyum di sepanjang musim ini selain tingkahmu yang kadang-kadang kuanggap terlalu garing untuk wanita secerdas kau. Kadang-kadang bebeberapa hari dalam sebulan kau memaksaku untuk menemanimu menyusuri taman ilalang belakang rumah, mengumpulkan ranting-ranting yang patah lalu kita bakar di sepanjang malam, hanya untuk membuatku yakin bahwa kau masih kuat, dan aku tak perlu takut atau menangis...

"ayolah... kau harus berjanji kau tak boleh menangis sepeninggalku..."

Aku berjanji. Tapi aku meminta izin untuk menangis kali itu. untuk yang terahir kalinya. Aku menangis, dan kau memelukku. erat. lalu kau melakukan satu hal yang tak pernah kau lakukan. Apalagi di hadapanku. Kau juga menangis.
baca tulisan ini lebih jauh

wangi lili di senyummu

di senyummu
aku menitip beberapa tangkai lili
beberapa berwarna putih
beberapa berwarna merah muda
















kadang-kadang
ketika musim dingin tiba
aku harus mencari hangat
dan wangi lili
di senyummu
baca tulisan ini lebih jauh

sebuah resep sederhana bagaimana menghafal jadwalmu di luar kepala di tengah padatnya jadwalku yg aku sendiri butuh catatan kecil untk mengingatnya

1
Setidaknya aku butuh sebuah kalender
kadang-kadang kalender meja
kadang-kadang kalender dinding
yang telah kau coret-coreti
atau kau lingkar-lingkari tiap pagi
kemudian tiap sore kutambah-tambahi
dengan stabilo atau crayon atau pensil warna
lalu kau tambah-tambahi pula dengan tulisan-tulisan spidol
lalu jadilah kalender itu gambar-gambar
yang aneh dan lucu
tiap malam kita membacanya sama-sama
dan tiap akhir bulan jadilah selembar kertas kalender itu
sebuah pelangi















2
Setiap beberapa hari dalam sebulan
ketika kau bangun pagi hari
dengan perut mulas dan nyeri di pinggang
aku akan menulis sebuah nota ke kantor
tak bisa masuk pagi ini
mengantarmu beli kiranti
maka jadilah aku akan mengingat
jadwal beli kiranti
tiap tanggal tujuh belas















3
kadang-kadang kutulis sebuah catatan
tentang hari-hari kita
yang berulang-ulang
dan beralang-alang
dan tiap kita punya sedikit waktu
kita akan menemukan catatan itu
masih menempel di dinding...
baca tulisan ini lebih jauh

debu


lihatlah
seberapa banyak debu kita habiskan
dari malam-malam yang durhaka

kita melahapnya
nikmat...
baca tulisan ini lebih jauh

Aku Rindu Hujan....


aku selalu mencintai hujan, karena tak sperti gelap yang selalu mengggelayut di malam-malam lorong rumahmu, ia selalu mampu memaksa kau dan aku memesan kopi tubruk dan teh manis beberapa gelas lagi sebelum kita akhirnya meninggalkan warung kopi ini dengan setumpuk cerita yang tak pernah sempat kita habiskan..

Aku sebenarnya tahu, kau juga akan berfikir bahwa malam sialan yang selalu larut lebih cepat setiap kau dan aku duduk di warung kopi ini masih terlalu terang untuk sekedar bercerita tentang pagimu, pagiku, soremu, soreku, dan malam kita. aku juga tahu bahwa dua-tiga gelas kopi dan teh manis tak cukup untuk membayar delapan belas jam yang tidak kita habiskan sama-sama sejak tadi malam, tapi aku tak tega membiarkan kau mengira-ngira bahwa aku sedang mencari-cari alasan agar besok malam aku tak menjumpaimu di warung kopi ini lagi..

Aku masih selalu merindukan hujan yang sisa-sisanya akan kita kenang setiap pagi karena kita selalu pulang dengan baju yang basah entah karena air hujan yang mengguyur tubuh kita atau karena kita memang selalu sengaja menceburkan diri ke dalamnya agar kau punya alasan untuk tak dimarahi ibumu mengapa pulang jam sembilan malam...
baca tulisan ini lebih jauh

Aku rindu hening...


Aku merindukan hening yang selalu mempertautkan kau, aku, buku-buku, majalah-majalah dan malam-malam (yang selalu terasa) panjang tiap kau dan aku duduk sambil menikmati cappucino hangat di depan cafe baca ini. Entah dengan apa, tapi erangan cecak, bunyi lembar-lembar buku dan majalah dan dentang jam selalu saja punya cara untuk mengikatkan jemarimu dan jemariku pada meja baca yang beku entah karena malam yang melelahkan atau lelah yang kemalaman...

Aku makin rindu pada hening yang karenanya aku bisa belajar dan berlatih untuk membaca pikiran-pikiran yang mengapung-apung di atas kepalamu tanpa kau dan aku perlu berucap setengah patah kata pun lalu kau dan aku akan tertawa dan senyum sama-sama menikmati kebodohanku yang berusaha memecah bisu dengan isi-isi majalah yang kosong...

Aku tahu, kau dan aku selalu berpura tak peduli pada hening yang merayap pelan dari kuku-kuku kaki kau dan aku, lalu naik ke lutut dan menggerayangi dengan nikmat tubuh kau dan aku, yang membuat kau dan aku menggeser-geser tempat duduk tidak jelas karena gelisah. Yang kutahu dan kau juga pasti tahu adalah kau dan aku selalu menikmati hening ini yang membuatku yakin kau akan kembali menunnguku di depan cafe baca ini nanti malam...
baca tulisan ini lebih jauh

Aku rindu siang yang panas....

Bukan karena kemarin baru saja kau punya alasan untuk memintaku mengantarmu pulang ke rumah di tengah terik yang dengan aneh kau bilang suam-suam kuku. kau pasti sudah tahu aku tak punya alasan untuk meyakinkan diriku agar bisa menolak, termasuk saat kita singgah memesan beberapa gelas es kelapa muda di mana kita tak perlu pura-pura gelisah untuk membuat si bocah kecil penjual kelapa muda mau berpura-pura memohon izin ke belakang dan tak kembali hingga kita menghabiskan beberapa gelas kelapa muda, beberapa tingkah yang malu kutulis, dan beberapa entah apa...

Juga bukan karena telah dua rabu kita tinggalkan sejak kau mengajakku makan di warung samping kampus di mana kita menghabiskan beberapa suap cerita tentang pagi yang masih mngepul, dan beberapa gelas cerita konyol ynag membuat perutku kembung hingga tawaku meluber sampai ke ujung jalan...

Aku rindu sebuah siang di mana kau kepanasan gerah dan basah lau bertanya mengapa hari ini begitu panas yang akan kujawab walau kutahu kau sudah tahu jawabannya bahkan jauh sebelum terik mengasapi tubuh kita...

Akan kubilang: Tuhan memaksamu berendam di kolam belakang rumahmu, agar bisa ku curi selendangmu...
baca tulisan ini lebih jauh

seorang lelaki pada istrinya di sebuah malam, di ulang tahun perkawinana mereka yang ke-dua puluh

Mengapa kau takut terlihat tua? Padahal satu-satunya alasan mengapa aku mencintaimu adalah karena aku mencintaimu...

Pada suatu pagi yang berkabut di akhir januari ia mendapati istrinya sedang duduk di depan cermin. Lama sekali. Diamatinya istrinya yang sedang mencari-cari sesuatu di wajahnya. Ohhh... ada kerutan di bawah mataku, istrinya memekik. Ia tahu apa yang selalu ditakutkan istrinya itu, tapi sebelum ia menyadarinya, istrinya kembali memekik sambil memegang dan mengurai-urai rambutnya. Ada sejentik kilauan perak disana. ia tahu, mengapa sudah berapa bulan ini istrinya tak pernah lagi memakai sepatu hak setinggi lima senti.

Istrinya menjawab: Lalu mengapa kau juga takut terlihat lemah? padahal satu-satunya alasan mengapa aku membutuhkanmu adalah karena aku mencintaimu...

Pagi tadi ia sedang lari pagi bersama suaminya. Entah mengapa belum selesai satu putaran lapangan sepakbola, suaminya telah terengah-engah. Nafasnya jauh meninggalkannya namun tetap saja ia berlari tak peduli pada mukanya yang memerah persis seperti pisang goreng yang selau mereka habiskan tiap pagi selama dua puluh tahun. Ia tahu suaminya telah berumur kepala lima dan itu sebabnya beberapa bulan terakhir mereka hanya mampu menyelesaikan satu malam dalam seminggu malam-malam yang mereka punya.
baca tulisan ini lebih jauh

Dengan apa kita harus membayar tangisan bayi dan rengekan manja di pagi hari?

kita tahu bahwa kita pernah punya rumah. rumah kita yang kini telah menjadi kuburan. kuburan dengan tembok setebal dua belas inci, tivi layar lebar, kursi dari kayu jati, lantai berkilat, dan kelap-kelip lampu.
lalu kita pura-pura menghidupinya dengan wangi anggrek
dengan tangis bayi dan rengekan manja

tapi dengan apa kita harus membayar anggrek yang mekar tiap tanggal lima belas bulan desember yang menempel di depan pintu
dengan kunci laci meja kerja yang berisi tumpukan map berwarna merah muda dan biru tua?

dengan apa kita harus membayar tangis bayi dan rengekan manja ingin dipeluk dan ciuman hangat mengepul di pagi hari?
apakah tembok-tembok beton yaang meingkar berpuluh-puluh kilometer yang kita hidupi dengan ritual-ritual abad modern mampu memberi ciuman hangat di pagi hari dan rengekan manja itu?
atau sekedar secangkir teh hangat yang kita cicipi dengan tertawa?

maka menabunglah untuk mendapatkan sepotong malam yang akan kita lewati malam ini saja. karena bagian kita memang hanyalah yang tinggal sepotong itu. malam-malam yang lain telah dihisap oleh bau keringat dari baju kerjamu, bising dan bau bensin di jalanan, dan berkas-berkas setebal delapan centi...
baca tulisan ini lebih jauh

Tumbuhnya neososialisme dan semakin derasnya arus kapitalisasi dunia ketiga

Belakangan ini pemikiran neososilaisme berkembang cukup pesat di Indonesia. Indikatornya, dapat kita lihat di berbagi rubrik opini majalah dan surat kabar tulisan-tulisan yang berbau “kiri” tumbuh subur. Di lingkar-lingkar diskusi kampus pemahaman kiri juga menjadi isu yang hangat diperbincangkan.
Ada berbagai alsan mengapa pemikiran kiri neososialisme tumbuh subur di Indonesia.

Yang pertama adalah sejak runtuhnya orde baru, paham-paham kiri diberi jalan yang lebih longgar untuk tumbuh dan berkembang. Andai kita masih berada di bawah rezim soeharto, maka jangan berharap tulisan-tuliaan yang berbau sosialis progresif bisa numpang di surat kabar. Bisa-bisa surat kabar atau majalah yang menerbitkannya dibredel layaknya Koran tempo.

Yang kedua adalah tampilnya ke permukaan Negara-negara yang dianggap pemegang teguh garis perjuangan sosialis. Mereka itu (terutama) adalah Negara-negara di kawasan amerika latin seperti Bolivia, Venezuela,chile, dan Negara-negara asia seperti iran dan China. Ketika Republik soviet runtuh di tahun 90an, kaum sosialis merasa kehilangan payung kuat untuk menghadang laju amerika dan Negara-negara kuat kapitalis. Komunis dianggap hancur dan tidak punya lagi masa depan. Penganut paham sosialis pun hidup dalam tekanan dan menunggu kebangkitan neososialisme. Maka ketika mao ze dong muncul di China (yang kemudian diteruskan oleh wen jia bao), penganut sosialis di kawasan Asia timur dan tenggara merasa memiliki pemimpin baru. di iran Mahmoud Ahmadinejad berhasil mengobarkan semangat anti amerika di kawasan asia tengah dan asia barat. Pun Hugo Chavez, Simon Bolivar, Fidel Castro, hingga Ernesto Guevara berhasil menggemakan semangat anti Amerika di seantero Amerika Latin. gerakan-gerakan sosialis tanpa dikomando bangkit kembali karena seperti mendapatkan semangat baru.

Yang ketiga dalah adanya perasaan senasib bangsa-bangsa dunia ketiga yang merasa terzalimi dan menjadi korban eksploitasi amerika. Perasaan senasib sepenanggungan ini bahkan melahirkan semboyan “musuh dari musuhku adalah kawanku”. Ketika Negara-negara di asia afrika merasa tereksploitasi oleh arogansi amerika , mka masyarakat di dunia ketiga merasa satu musuh dengan sosialisme yang memang sejak awal menjadi mainstream perlawanan terhadap amerika dan kapitalismenya.

Bahkan dengan alasan kesamaan nasib ini, belakangan muncul paham sosialis religius di kalangan aktifis pergerakan di kawasan Asia. Sosialis religius (sering disingkat SosRe) berusaha menjadi poros tengah diantara paham sosialis dan Religius untuk sama-sama membendung arus kapitalisasi dunia ketiga. Di Indonesia dapat kita lihat pergerakan beberapa anak muda Katholik progresif dan Islam progresif di kota-kota besar seperti Makassar, semarang, Surabaya dan Solo.

Saat ini, ketika arus globalisasi dan dan kapitalisasi begitu deras menghegemoni semua lini kehidupan masyarakat dunia ketiga, sangat terbuka peluang bagi paham neososialisme untuk tumbuh pesat dan menjadi arus utama perlawanan terhadap kapitalisme. Menarik untuk ditunggu sejauh mana pergerakan neososialisme mampu menjadi arus utama pergerakan pemuda kita.…
baca tulisan ini lebih jauh

mayarakat yang teralienasi

Masyarakat dunia ketiga hari ini berada pada sebuah zaman yang mengalami disorientasi makna hidup. Makna hidup yang seharusnya menajdi pondasi baik secara ideologis maupun praktis seluruh pergerakan sosial tidak ada lagi.

Percepatan perkembangan sains dan teknologi yang demikian pesat (pada masyarakat dunia ketiga, akselerasi percepatannya tidak seimbang dengan proses adaptasi dan persiapan struktur mental masyarakat, baik struktur dan mentalitas kultural, struktur dan mentalitas emosi, maupun struktur dan mentalitas inteleknya) tidak ditopang dan diwadahi oleh paradigma dan mentalitas yang sejenis. Sehingga, daya kritis masyarakat terhadap budaya yang masuk khususnya sains dan teknomologi barat modern sangat lemah. Karena tidak tersedianya wadah yang bisa menopangnya, maka struktur dan mentalitas kebudayaan barat modern diadaptasi tanpa mengalami kritik dan penyaringan yang berarti. Agamawan yang melihat fenomena tersebut hanya bisa memberikan fatwa dogmatis, tanpa bisa memberika jalan keluar yang berarti. Ketika itu, masyarakat muda modern di dunia ketiga (khususnya di Indonesia) mengalami kompleksitas ketersekatan budaya, baik dari budayanya sendiri maupun dari kebudayaan barat modern, karena meraka hanya pemakai (konsumen) pasif kebudayaan barat, tanpa memiliki dan mengalami proses internalisasi dengan kebudayan modern tersebut.

Kondisi inilah yang sesungguh-sungguhnya kondisi individu (masyarakat) yang teralienasi dari dirinya sendiri, baik secara internal maupun eksternal. Maka wajar bila kehidupan merak tidak lagi memiliki makna atau nilai yang bisa dibanggakan, mereka mengalami anomi absolut. Maka, muncullah fenomena sosial yang memiliki kecenderungan “pesimistik”. Rasa prustasi dalam menjalani kehidupan, dan underestimate terhadap budaya lokal. Lebih dari itu, didukung oleh kondisi real bangsa Indonesia yang sedang mengalami kolep, muncul pula ketidak percayaan pada pemerintah, sistem sosial, dan lain sebagainya. Tidak ada lagi yang bisa ia percayai, hatta dirinya sendiri. Maka kolusi terjadi di berbagai sudut kehidupan masyarakat.

Sikap pesimistik, rasa prustasi, dan sikap underestimate, kehilangan kepercayaan telah melahirkan kecenderungan anarkis. Muncullah anggapan, tidak ada sistem bahkan hukum yang bisa menyelesaikan persoalan kehidupan masyarakat (negara), termasuk masalah yang dihadapinya, kecuali melalui proses kekerasan, anarkisme.
baca tulisan ini lebih jauh

Fundamentalisme dan keterasingan manusia

Mendiskusikan fenomena fundamentalisme belakangan ini, utamanya di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat-sangat sensitif. keseleo bicara sedikit saja, akibatnya bisa sangat fatal. Sedikit salah bicara akan menimbulkan gejolak kontroversif, salah-salah malah akan menimbulkan mispersepsi pemahaman agama. Beberapa tahun belakangan, utamanya sejak runtuhnya orde baru, fundamentalisme, uatamanya fundamentalisme keagamaan, menurut pengamat, tumbuh subur di Indonesia. Beberapa peristiwa kemarin, yang melibatkan kelompok keagamaan tertentu, menjadi isu hangat di media-media nasional. Peristiwa-peristiwa tersebut dihubungkan dengan merebaknya gejla fundamentalisme agama di masyarakat.

Ya, diskusi tentang fundamentalisme memang sangat dekat dengan dialog keberagamaan, karena fundamentalisme-walaupun praktiknya tidak hanya terbatas pada masalah-maslah keagamaan- namun paling banyak menyerempet masalah agama. Sebenarnya apa yang menyebabkan fundamentalisme itu bisa tumbuh subur di Indonesia? dana mengapa fundamentalisme cenderung dikaitkan dengan kelompok agama tertentu?

Menurut Karen Armstrong, dalam bukunya war for god, fundamentalisme lahir akibat dari badai modernitas dan globalisasi yang agresif sehingga memporak-porandakan pemahaman dunia lama agama-agama. Modernitas dan globalisasi bekerja dengan begitu cepat, menciptakan jurang sosial, ekonomi, dan sosial yang dalam, serta melahirkan ketimpangan yang menyakitkan. Hal ini menyebabkan manusia-manusia yang hidup di abad modern merasa terasing (teralienasi) dari dunia mereka, dan satu-satunya tempat dimana mereka bisa menemukan tempat pelarian dari gerusan modernitas yang agresif adalah agama.

Di Indonesia, memang yang paling kentara, adalah fundamentalisme islam, padahal sebenarnya fundamentalisme ada dalam semua agama. Fundamentalisme juga ada dalam agama kristen, katholik, hindu, budha, bahkan dalam kepercayaan primitif animisme sekalipun. Yang menjadi masalah adalah selama ini kita hanya menghakimi orang-orang yang kita sebut "fundamentalis" begitu saja tanpa pernah mau mencari akar masalah dari munculnya "fundamentalis-fundamental
is" tersebut. Kita bahkan sering kali begitu saja menganggap sama antara fundamentalis dengan terroris! Ini sama seperti kita hanya menangkap pencuri tanpa mau tahu, kenapa masih ada orang yang kelaparan hingga mau mencuri.

Yang kita perlukan ke depan, adalah ruang-ruang diskusi dan sistem proteksi terhadap hegemoni barat yang destruktif, yang bisa menjamin bahwa tak ada lagi pengalienasian manusia dari kehidupannya.
baca tulisan ini lebih jauh

biarkan kami telanjang...

biarkan saja kami telanjang di halaman rumah
biarkan kami berlari di sini
mengepul-ngepulkan debu tanah yang kering
atau berguling di rumput lapangan sebelah rumah
biarkan kami telanjang
supaya kami bisa melompat salto setinggi mungkin
menceburkan tubuh mungil kami ke tambak yang penuh lampu

kaki-kaki kecil kami memang penuh lumpur
kotor dan bau tanah yang menyengat
tapi kami ingin berlari
berlari
bermain
berteriak
jadi biarkan saja kami telanjang di sini
memohon hujan turun sederas yang langit bisa
supaya kami bisa mandi air suci
supaya kami bisa meluncur di atas rumput yang basah
biarkan kami menghirup angin sekenyang kami bisa
sampai kembung perut kami
membuncit supaya kami bisa tidur pulas malam ini

bIarkan kami telanjang disini
supaya kami bisa menapaki ranting demi ranting pohon mangga
berayun di dahan-dahan pohon jambu air
lalu melompati tumpukan jerami yang kami susun sendiri
kami ingin berlari saja
bermain saja
teriak saja
kami ingin menjadi kami sendiri saja...
baca tulisan ini lebih jauh

Mengapa manusia lebih tertarik memelihara binatang

Mengapa banyak orang yang suka binatang peliharaan? di negara-negara barat sana, orang bahkan lebih suka memelihara anak anjing daripada anak manusia. Mengapa?

Dulu, waktu saya nanya sama seorang teman cewek yang suka pelihara binatang, jawabannya katanya karena katanya mereka itu lucu, manis, dan menggemaskan.

Ketika saya bertanya pada seorang psikolog, kenapa orang suka banget pelihara binatang jawabannya katanya karena binatang peliharaan itu mampu menjadi teman bagi manusia.

Benarkah seperti itu?

Tapi belakangan ini, saya berpikiran lain. Saya berpikir jangan-jangan orang memelihara binatang karena binatang saya tidak berkepentingan atas kepentingan saya. Banyak orang lebih mencintai anjing daripada anaknya sendiri;Karena bila seseorang punya anak; Bisa saja suatu hari anak itu memiliki kepentingan yang sejenis sehingga dapat terjadi kompetisi. Anjing dianggap setia, sebenarnya bukan masalah setia, tetapi ketidak pedulian kepentingan sehingga tidak saling mengganggu.

Seperti itulah kita. Semua hubungan kita dengan orang lain adalah karena kita punya kepentingan. Kita berteman dengan orang lain, karena kita punya kepentingan. Supaya kita punya teman belajar, punya teman curhat, punya teman hang out, supaya kita gak dibilang kuper, supaya ada orang yang bisa ngasi contekan waktu ujian, Itu semua adalah alasan kita memilih teman. Iya, kan? Pun, di dunia kemahasiswaan, kita bekerja karena ada kepentingan: buat dapat poin kemahasiswaan, supaya bisa jadi pengurus lembaga dan jadi terkenal, biar bisa numpang nongol di hadapan maba pas pengkaderan, dan kepentingan-kepentingan lainnya.

Saya tidak mencoba munafik dengan tulisan ini. Saya juga menulis catatan ini karena punya kepentingan. Supaya terkenal. Supaya dianggap jago nulis.

Apakah ada orang yang bebas dari kepentingan?
Ada. Orang sufi, orang gila dan orang sekarat.
Jadi, yang benar adalah bagaimana agar kepentingan-kepentingan kita itu tidak kebablasan, manusiawi, dan tidak membinatangkan manusia.
baca tulisan ini lebih jauh

Menjalani Hidup dengan Penuh Kesadaran

Menjalani hidup dengan penuh kesadaran mungkin menurut anda mudah. jangan salah, menjalani kehidupan kita dengan sadar bukan perkara remeh. Kualitas kehidupan kita ditentukan oleh kesadaran kita dalam melakukan segala sesuatu. masalahnya, hampir semua orang menjalani hidup tidak dengan kesadaran penuh. Anda mungkin keberatan dan mengatakan, ''Tidak mungkin, saya selalu sadar setiap saat. Saya melakukan segala sesuatu dengan penuh kesadaran.". Tapi benarkah begitu? Mari kita lihat.

Ada dua jenis kesadaran, kesadaran makro dan kesadaran mikro. Kesadaran makro adalah menyadari mengenai siapa diri kita, dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dan kemana kita akan pergi.

Kesadaran mikro adalah kesadaran dalam keseharian kita. Di sini kita menyadari sepenuhnya apa yang sedang kita lakukan, pikirkan, dan rasakan.

Banyak permasalahan yang kita hadapi terjadi semata-mata karena kurangnya kesadaran pada saat kita melakukannya. Apa anda pernah bercanda kelewat batas? Apakah anda pernah keseleo bicara tentang sesuatu yang tidak sepantasnya?. Pernah bukan? Ini menunjukkan kita sangat sering kehilangan kendali kesadaran atas apa yang kita lakukan. Anda baru sadar telah bercanda tidak pada tempatnya begitu ada kawan yang merasa terluka, Anda baru sadar telah bertindak kasar setelah orang lain sakit hati. Anda baru sadar telah berbohong setelah hal itu menimbulkan masalah.

Ada dua penyebabnya. Pertama, kita sering melakukan sesuatu secara otomatis. Saking rutinnya hal tersebut, kita melakukannya tanpa berpikir. Kita hanya bergerak seperti robot. Kedua, kita tidak menyadari perasaan apa yang muncul dalam diri kita setiap saat. Padahal perasaan inilah yang mendorong kita untuk melakukan berbagai tindakan.

Menyadari perasaan yang muncul setiap waktu merupakan kunci keberhasilan kita dalam hidup. Anda harus mampu mengenali dan mendefinisikan berbagai macam perasaan yang datang silih berganti. Begitu Anda marah, sadarilah bahwa Anda sedang marah. Begitu Anda takut, sadarilah Anda sedang takut. Begitu Anda sedang tergoda, apakah oleh uang, kekuasaan, jabatan maupun wanita, sadarilah bahwa Anda sedang tergoda. Anda harus mampu menyadari perasaan yang timbul. Sadari dan akuilah perasaan itu. Ini namanya kesadaran yang tepat waktu. Dengan demikian Anda dapat membunuh ''monsternya'' selagi ia masih kecil.

Salah satu ukuran kemajuan spiritual kita adalah sejauh mana kita dapat menjaga kesadaran kita setiap saat. Inilah yang disebut mindfullness yaitu hidup dalam kesadaran dan keterjagaan pikiran. Mindfulness membuat kita lebih fokus. Ini membantu kita memberikan perhatian pada apa yang tengah kita kerjakan persis pada saat kita mengerjakannya. Memberikan perhatian membuat kita hidup di dalamnya, serta menikmati dan mengapresiasi saat ini dalam semua kekayaan dan kedalamannya. Ini membantu kita benar-benar melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi

Intinya, untuk dapat menikmati hidup, orang harus memiliki kesadaran setiap saat. Sederhana sekali bukan? Inilah cara termurah untuk dapat menikmati hidup yang berkualitas. Anda tidak perlu melakukan apapun. Yang Anda perlukan cuma satu: Menyadari!

Mengapa para sufi pergi bertapa? karena dengan bertapa mereka dapat menyadari setiap gerakan dari tubuh mereka. merasakan setiap helaan nafas mereka. Mengapa banyak orang datang ke klinik meditasi? karena dengan meditasi, kita melatih kesadaran kita atas tubuh dan pikiran kita. Apa inti dari olahraga yoga? Juga kesadaran. Kesadaran untuk menikmati setiap irama gerakan tubuh.

Tapi anda tak perlu jauh-jauh pergi bertapa untuk mendapatkan ketenangan. Anda hanya perlu kesadaran dalam menjalani kehidupan anda. rasakan setiap gerakan tubuh anda. Rasakan setiap helaan nafas anda. rasakan pemandangan di jalan yang anda lalui ketika ke kampus. Dan rasakan ketenangan meliputi hari-hari anda. Selamat mencoba.
baca tulisan ini lebih jauh

Tak usah membesar-besarkan masalah

Salah satu hal yang menyebabkan mengapa sampai sekarang hidup kita tidak tenang adalah kita terlalu banyak membesar-besarkan masalah. Ada dua penyebab mengapa kita cenderung banyak membesar-besarkan masalah kita. Yang pertama (dan lagi-lagi) adalah kita tak mampu menyadari apa yang sedang kita rasakan. Yang kedua adalah kekerdilan jiwa kita.

Ketika kita tidak menyadari apa yang sedang kita rasakan pada suatu saat tertentu, kita cenderung tidak mampu mengontrol apa yang sedang kita lakukan. Kontrol tindakan kita diambil oleh perasaan kita, bukan kita yang sebenarnya. Akibatnya, Kita tidak lagi memiliki kebebasan atau kemerdekaan untuk memilih tindakan kita.

Contoh, saat kita sedang marah, maka kita umumnya tidak mampu menyadari bahwa kita sedang marah. Yang mengontrol pikiran dan tindakan kiat waktu itu adalah perasaan kita, padahal Perasaan kita cenderung membesar-besarkan masalah yang kita hadapi. Akibatnya, tindakan atau ucapan yang keluar adalah tindakan yang konfrontataif dan merusak. . Andaikan kita bisa menyadari bahwa kita sedang marah maka kita pasti akan mengontrol pikiran kita, dan berfikir secara logis terhadap apa yang kita hadapi.

Alasan kedua mengapa kita cenderung membesar-besarkan masalah adalah jiwa kita terlalu kerdil. ketika kita berjiwa kerdil, maka nilai diri kita (penilaian diri kita terhadap diri kita sendiri) menjadi kerdil. Kita akan merasa bahwa kritikan atau protes dari orang lain akan mengancam eksistensi kita. maka akibatnya adalah kita menjadi rapuh dan sensitif terhadap sesuatu yang dianggap berani mengganggu ego kita.Ketika kita berjiwa besar, maka apapun atau siapapun yang mengusik kita dari luar, itu akan tidak ada apa-apanya.

saya punya pengalaman pribadi. Waktu SMA, saya pernah ditilang oleh polisi. Besoknya, di kafe, saya ceritakan pada teman-teman saya tentang kejelekan dan keburukan poliisi di Indonesia. Tapi, ternyata tanpa saya sadari waktu saya cerita, di belakang saya ternyata ada seorang polisi. Bukan sembarang polisi, dia kapolres. Dengan muka merah, saya mendekat ke sang polisi buat minta maaf. Tapi, ternyata si polisi (kapolres) itu tadi malah berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum kepada saya. Dia bilang "terima kasih dek karena mau mengkritik, akan dijadikan bahan masukan yang bernilai. Tapi bersyukurlah bukan polisi yang baru lulus yang mendengar ceritamu".

Yaa, si polisi tadi tidak marah karena nilai dirinya besar. Dia tidak merasa tersinggung ketika dikritik karena dia merasa tak ada apa pun yang ada di luar dirinya yang bisa menyentuh egonya. coba bayangkan andaikan yang mendengar cerit itu adalah seorang polisi muda... pasti saya sudah kena damprat habis-habisan..

Jadi bagaimana caranya agar kita mampu melihat suatu masalah dengan ukuran yang sebenarnya. Tidak diremehkan dan tidak dibesar-besarkan? ya, dengan cara menyadari apa yang kita rasakan dan membangun kebesaran jiwa kita.

Ingat, cara paling tepat untuk menilai apakah suatu peristiwa benar-benar adalah masalah bagi anda adalah menjawab "apakah peristiwa itu akan anda ingat satu tahun mendatang?"
jawab sendiri.
baca tulisan ini lebih jauh

Kita telah memilih cara yang salah untuk menjalani hidup

Apa anda salah satu orang yang merasa bahwa hidup anda tidak bahagia? Apa anda sering merasa bahwa hidup ini begitu sangat membosankan? Atau setidaknya anda pernah merasa bahwa anda tidak bahagia dalam keseharian anda?

Tak usah ragu menjawab. Hampir semua orang pernah merasa bahwa hidup di dunia ini menjengkelkan. Jangankan anda yang hidup pas-pasan, orang kaya saja sering merasa tidak bahagia menjalani kehidupan ini. ya, kan?

Mengapa sampai sekarang kta tidak mampu menjalani hidup dengan bahagia? karena hampir semua dari kita salah dalam mendefinisikan kebahgiaan. Hampir semua orang yang hidup di jagad raya ini mendefinisikan "bahagia" sebagai sebuah tujuan. Apapun definisi anda tentang hidup bahagia, anda pasti menempatkan kebahagiaan sebagai tujuan hidup anda.

Padahal sebenarnya bahagia itu sama sekali bukan tujuan. Sama sekali bukan. Bahagia adalah sebuah cara atau metode dalam menjalani hidup. Dan kita boleh memilih cara apapun untuk menjalani kehidupan kita. kita mau menjalani hidup ini dengan penuh kebahagiaan, kecemasan, atau dengan ketakutan, atau kemarahan, atau dengan cara apa pun itu terserah kita. Kitalah yang memilih. Hanya, tanpa disadari, selama ini kita telah memilih cara yang salah dalam menjalani kehidupan.

Ketika kita menempatkan kebahagiaan itu sebagai sebuah tujuan, maka kita secara tidak langsung telah emnempatkan kebahagiaan itu di tempat yang jauh. Sangat jauh. Anda terlanjur percaya mitos bahwa kebahagiaan akan kita dapatkan suatu saat nanti. Misalnya seperti ini, anda menganggap bahwa kebahagiaan itu bisa diperoleh ketika anda kaya. Tapi, nyatanya ketika anda kaya, anda tidak juga kunjung puas, dan sekali lagi anda menganggap anda bisa bahagia, ketika anda lebih kaya lagi. Tapi, lagi-lagi anda tidak bahagia juga bukan?
Atau kita menganggap bahwa kebahagiaan akan datang ketika kita telah terkeknal, menjadi artis contohnya. apakah setelah menjadi artis, kita yakin bisa hidup bahagia? belum tentu. Atau ketika kita telah menjadi politikus yang disegani, profesor yang dihormati, atau direktur di sebuah perusahaan terkemuka? juga tidak. Jadi kapan anda bisa bahagia?

Kita tidak akan bisa menjalani hidup bahagia jika kita masih menganggap bahagia itu sebuah tujuan. Saya sangat tidak sepakat denagn pepatah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Pepatah itu seakan-akan menganggap kebahagiaan iu hanya bisa diraih dengan keringat dan air mata. Padahal sama sekali tidak. hidup bahagia itu sangat mudah. Gratis lagi...

Jika kita mau hidup dengan bahagia, kita cukup mengubah perspektif tentang kehidupan. Membuka jendela pikiran kita lebih luas, dan lebih bijak dalam memaknai hidup.

Jadi mulai sekarang, pikirkan baik-baik, apakah anda ingin menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan atau sebaliknya. anda yang menentukan...
baca tulisan ini lebih jauh

manusia dan Sekolah

Cogito ergo sum
Saya berpikir maka saya ada.
(rene Descartes )


Walaupun saya tak sepenuhnya sependapat dengan ucapan rene Descartes di atas, Namun saya tahu bahwa ucapan rene Descartes di atas ada benarnya. Manusia pada dasarnya diciptakan tuhan denan akal. Akal inilah yang membedakan manusia dengan mahluk ciptaan tuhan yana lainnya . Dengan akal ini manusia bias berpikir, dan dengan kemampuan berpikir itu manusia bisa belajar berbagai hal.

Belajar merupakan cara manusia untuk menyempurnakan kemuliaannya sebagai mahluk tuhan yang diberi tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi. Maka setiap manusia pasti dalam dirinya telah tertanam naluri untuk belajar. Dari sejak zaman primitive hingga abad mutakhir sekarang ini manusia terus berpikir`dan akhirnya lahirlah kebudayaan yang dapat kita lihat dan nikmati`seperti sekarang ini.

Seiring perkembangan kebudayaan itu, dan untuk memudahkan pengembangan kebudayaan bagi manusia, dibentuklah sekolah. Sejak zaman polis yunani, lembaga-lembaga belajar (sekolah) didirikan hingga sekarang. Bahkan sekarang sekolah seakan-akan telah menjadi bagian dari siklus kehidupan manusia yang harus dilalui oleh setiap orang yang ingin disebut manusia modern.

Begitu terstrukturalkannya sekolah (apapun ingkatannya, SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi, akademi, politeknik), sampai –sampai banyak orang yang menganggap lembaga pendidikan formal tersebut sbagai tempat untuk mencari pengetahuan praktis dan final yang langsung dapat diterapkan untuk mendapatkan tujuan –tujaun pragmatis. Padahal sekolah (dalam konsep yang lebih holistik) adalah tempat bagi manusia untuk melakukan pencarian (baca:belajar) makna hidup secara terus-menerus.

Dapat kita lihat sekarang, kecenderungan spesialisasi pegetahuan berkembang dengan pesat. Ilmu pengetahuan kita tercenderung terkotak-kotakkan antara sains, budaya dan social. di SMA dibuat kelas ilmu alam, ilmu sosial dan ilmu bahasa. Di peguruan tinggi mahasiswa di jurusan sains cenderung tidak tertarik untuk belajar kebudayaan dan sosial . padahal bagi anda yang berkecimpung di dunia sains (apalagi untuk disiplin ilmu kesehatan) anda pasti tahu bahwa kesehatan manusia (sains) tidak bisa dilepaskan dari tradisi (budaya) dan kesjahteraan(sosial, politik, ekonomi)

Belajar pada dasarnya butuh keterbukaan pikiran kita tentang sebuah konsep yang lebih holistik. Belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup. dengan demikian, kemuliaan manusia sebagai khalifah akan terjaga.
baca tulisan ini lebih jauh

hidup di dunia yang bias

pernahkah anda berpikir, knapa si slamet tukang ojek itu
begitu miskinnya sampai membeli kolorpun ia harus berjuang
mengayuh sepeda berkilo kilo? mengapa keluarga pak mustafa
begitu kaya sampai untuk merayakan ulang tahun anaknya
yang masih tk, mereka rame-rame ke disneyland?

anda boleh bilang, slamet pemalas, kurang pendidikan kurang
kreativitas, kurang gaul. lihat bacaannya, lembaran bergambar
pos kota. omongannya medok, isinya melulu mengenai anak bini.
mainannya gaple bukan internet. jadi kalo slamet miskin, emang
itu sudah takdirnya untuk miskin. orang macam dia gak punya
jalan untuk sukses, iya gak? sedang pak mustafa bagi tetangga
dianggap keluarga elit berpendidikan tinggi (prof, ir, doktor
mustafa m.a, msd, whatever ..). liat tamu yang berdatangan ke
rumahnya, berjejer seperti antrian beras gratis. pak mustafa
kemana mana pake jas dan dasi mirip menteri. anak yang kedua
les piano, musik klasiknya memantul dari ruang tamu memerangi
dangdut yang sedang dinikmati para tukang becak yang mangkal
di perepatan jalan dekat rumahnya. sampai mereka akhirnya
komplen "itu musik ngak ngek ngok apa enaknya sih? bikin pala
pusing dan ngantuk aja, dasar wong edan"

manusia memang mahluk yang gampang dikemudikan bias. mayoritas
kita jelas lebih hormat terhadap pak mustafa ketimbang slamet.
sebab selain mustafa terkenal sering nyumbang acara tujuh belas
agustusan di kelurahan, dia dekat dengan pak lurah dan camat.
bahkan gubernur adalah teman dekatnya. jadi tidak heran ketika
dia meninggal, rombongan pengantar memacetkan jalan. mesjid yang
sesak oleh manusia wangi setelah sholat jenazah, mendengarkan
khutbah penceramah yang mengiringi jenazah mustafa dengan memoar
"dia adalah manusia yang dicintai banyak orang, dia dermawan dan
santun terhadap si miskin. manusia macam mustafa cuma di surga"
sedang ketika slamet mati ketika ojeknya tersambar metromini,
cuma 10 orang datang berduka di tempat kostnya. 3 orang adalah
bini dan 2 anaknya sendiri. 5 orang teman seprofesi dan 2 orang
pemilik warteg yang dua kali berduka, satu karena slamet telah
mati, kedua, slamet pergi beserta bon utang utang tak kembali.

tidak, kawan. saya tak akan membiarkan tulisan ini semacam
wejangan seolah olah saya adalah manusia arif pembela tertindas.
sebab bila saya berada dikampung anda itu, saya akan berprilaku
sama dengan manusia lainnya. saya akan datang kepenguburan pak
mustafa, sebab selain meriah, makanan gratis juga disediakan,
apalagi banyak cewek cantik dan artis yang bakalan datang.
ya, anda dan saya kena bias karena hidup itu sendiri sebenarnya
adalah bias. diskriminasi opini dan treatment sudah dialami sejak
kecil. di sd saya di pejompongan, arif selalu dimanja para guru
karena bapaknya anggota dpr. dan katma dicuekin karena bayar spp
saja masih minta dispensasi. di smp, pak arif, guru olah raga
selalu memanjakan desy, nina dan murid sexy dan bahenol lainnya.
tapi pada suryani yang gendut, martinah yang pendek dekil, guru
ganjen satu ini jarang menoleh. seolah mereka tidak exist.

mengapa itu terjadi? jangan tanya saya, sebab bukanlah sufi.
tapi yang jelas saya memang tahu bahwa manusia itu butuh simbol.
mahluk homosapien sejak pertama kali mengenal property dan harga
diri di padang savanah di afrika sana dulu sampai sekarang ini
tidak pernah berhenti untuk minta dihargai dan di hormati.
dulu dengan power mereka jadi kepala suku dan raja. sekarang
dengan power, mereka menjadi pengusaha atau kepala negara. yang
kurang power, mengumpulkan harta dan menaruh titel di depan dan
belakang nama. yang elit berpakaian mahal dan selalu ngobrol pake
bahasa kelas tinggi. lawyer menggantung diploma di ruang kerja.
militer berseragam atribut, lalu lalang bagai yang punya negara.

semua simbol adalah intimidasi, dan inilah yang melahirkan bias.
bila anda seorang petani kampung yang tanahnya baru saja dirampas
oleh konglomerasi tamak. trus anda coba melaporkannya pada wakil
anda di dpr, pertama anda harus lapor pada penjaga diluar gerbang.
kedua anda menunggu sekian jam di ruangan ac dingin dan memiliki
hiasan garuda besar di dinding, dan akhirnya ketika berhasil juga
menemui orang satu ini (sebuah keajaiban) anda melihat manusia
wakil rakyat berjas mahal dan wangi. bicara dgn bahasa yg susah
dimengerti, tiba-tiba anda merasa dia begitu pintar dan anda jadi
begitu goblok. inilah intimidasi, disinilah bias biasanya muncul.

kembali, kenapa slamet penguburannya sepi? karena dia miskin,
tidak berpendidikan dan tidak wangi. jadinya tidak dicintai.
kenapa mustafa dicintai? karena dia pintar, wangi, kaya, banyak
teman dan banyak berderma.
kenapa? kenapa? karena opini selama ini dipengaruhi oleh simbol
yang sesungguhnya tidak mewakili apa-apa. pidato kepresidenan di
tv, ceramah kyai, gelar bangsawan raja, titel haji dan di depan
nama anda yang bisa dibeli/dijual untuk usaha lantaran bapak anda
adalah jendral atau menteri. mobil mewah yang dikendarai, merek,
semuanya adalah alat intimidasi. dan semuanya alat bias.
so, siapa sih manusia yang tidak bermain di padang bias?
ada, yaitu para sufi, orang gila atau orang yang sedang sekarat.
selain dari itu, kita semua adalah para fauna yang sering merasa
arif bijaksana, tapi tak segan menyemplungkan diri pada kubangan
bias dan intimidasi sambil merayakannya sepenuh hati .... (*)

[copyright © 1999 by artikel hasan basri™]
baca tulisan ini lebih jauh

we will not go down

"A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight"



how a meaningfull song!
thankss for author.
baca tulisan ini lebih jauh

Siapa yang akan mengisi titik2 itu?

PALESTINE: setelah puluhan tahun dibesarkan dalam debu gurun yang tak pernah berhenti mengepul beterbangan karena dihujani bubuk mesiu yang meluncur dari moncong ratusan tank
Setelah puluhan tahun dibesarkan di bawah langit yang selalu dipenuhi burung2 besi yang mengirim kembang api dan asap hitam di tengah kota
Setelah darah berhenti menghambur dari jutaan tubuh yang menghitam karena projektil peluru dan kurus kerontang karena kelaparan
Setelah air mata berhenti mengalir dari jutaan wajah2 yang bening tapi dingin karena ketakutan, kedinginan dan putus asa

.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................

aku ingin melanjutkan puisi iniAku ingin mengisi titik2 itu dengan teriakan kemenangan di akhir puisi
Aku ingin mengisi titik itu dengan gema takbir dan orang2 bersorak di belakangku
Tapi apa daya ku

Bahkan aku tak mampu mengirim bethadine untuk membersihkan luka bocah2 palestine yang hangus dibakar moncong tank yang memuntahkan fosfor putih
bahkan aku tak mampu mengirim nasi kotak, tempe, seiris telur dadar, dan segelas aqua untuk anak2 dan orang tua yang kelaparan karena blokade
bahkan aku tak mampu mengirim selimut untuk anak2 yang rumah, sekolah rumah sakit dan masjidnya nya hancur digusur roket yang panjangnya dua meter tiga puluh centi
bahkan aku tak mampu mengirim sapu tangan atau sekedar tissue untuk menghapus air mata ibu2 yang anak2, ayahnya, ibunya, saudaranya, dan suaminya syahid di depan matanya

maka siapa yang akan mengisi titik2 itu?
siapa yang akan meneriakkan takbir di akhir puisi?
siapa yang akan menegakkan tiang2 al-aqsha dan merubuhkan tembok ratapan?
siapa yang akan membersihkan darah para mujahid palestine dan menghapus air mata para mujahidah?
yang akan berdiri di depan pasukan dan mengibarkan bendera palestin dari rafah sampai hebron?
Siapa?
baca tulisan ini lebih jauh

Di mana Engkau?

Tak pernah aku berani mengangkat mukaku dan menatapMu
Tak pernah aku berani meggerakkan lidahku dan bicara padaMu
Bagaimana mungkin aku seberani itu?

Tapi orang-orang itu telah menuduhku mengkhianati cintaMu
Orang-orang itu menyebutku berselingkuh dariMu

Aku hanya berusaha mencari Mu dengan jalan yang Kau pilihkan untukku
Dengan jalan yang kau susun kerikil per kerikil, butir per butir tanah hingga menjadi tanah yang cukup lapang untuk kakiku yang rapuh menapakinya

Ketika orang-orang berpakaian putih dengan penutup kepala kebanggannya memproklamirkan bahwa mereka telah menemukanMu, aku hampir saja percaya.
Mereka memperlihatkan kepadaku berlembar-lembar surat yang katanya dari-Mu, dan hampir saja aku percaya.
Mereka mEnunjukkan fotoMu padaku dan hampir saja aku percaya.

Bagaimana mungkin aku akan mempercayai bahwa wajahMu sehina itu?
Bagaimana mungkin aku akan percaya bahwa Engkau senantiasa membawa pedang di tangan kananMu dan cambuk di tangan kiriMu
Tidak! aku tidak akan percaya!

Aku hanya ingin mencintaiMu seperti para kekasihMu yang lain mencintaiMu
Aku ingin mati seperti para kekasihMu yang lain mati untukMu
Maka berikan jalan itu.......
baca tulisan ini lebih jauh

Kita telah menjadi mesin!

Tiap hari kita bangun jam enam pagi, lalu bergegas menuju kantor, menuju kampus, menuju tempat kerja.
Di kampus, di kantor, di sekolah kita melakukan hal yang sama tiap hari. Lalu kita pulang jam empat sore dan kembali ke rumah. besoknya kita kembali mengulang ritme hidup yang sama. Maka jadilah kita, kita tiap hari menjalani ritme hidup yang teratur dan monoton. Parahnya, Ritme hidup seperti tiap hari selama lebih dari dua pertiga umur kita. Tak diragukan lagi kita telah benar-benar terbelenggu oleh rutinitas kita!


sementara itu di sekitar kita, kita tak sempat menyadari, begitu banyak hal-hal yang kita lewatkan. Begitu banyak peristiwa langka yang kita tak mampu nikmati karena kita telah menjadi mesin.karena begitu teraturnya kita dalam menjalani hidup, kita tak mampu lagi merasakan kehidupan, selayaknya manusia. Begitu banyak peristiwa-peristiwa di luar kita yang terjadi tiap hari karena kiat Kita telah menjadi mesin bagi siklus hidup yang kita ciptakan sendiri.

selama ini kita sibuk dengan rencana masa depan kita. kita terlalu terobsesi dengan masa depan yang kita khayalkan. maka jadilah kita budak masa depan. Sebuah Fatamorgana yang telah menipu kita selama bertahun-tahun kehidupan kita.

Kita meninggalkan banyak hal penting dalm kehidupan kita yang singkat. Kita tak sempat lagi melihat anak2 kita tumbuh dewasa. Kita tak semapt lagi berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekeliling kita...

pada akhirnya kita akan sadar dengan apa yang kita tinggalkan,
kita akan sadar setelah samnpai di depan fatmorgana dan menyadari bahwa apa yang selama ini kta anggap sebagai tujuan hidup adalah kebohongan besar!
baca tulisan ini lebih jauh

dunia terlalu mengerikan untuk dilihat!

Aku bersyukur kepada Tuhan
Ia memberiku mata untuk melihat dunia
Setiap malam ia membiarkanku menutup mataku agar aku dapat istirahat
Lalu di pagi hari Ia buka mataku untuk dapat melihat kehidupan

tapi saya selalu sedih ketika membuka mataku di pagi hari
kadang2 bahkan saya takut untuk membuka mataku
jadi sering kali aku menutup mata dan telingaku rapat2 saat bangun
Sebelum akhirnya Ibu membangunkanku dengan paksa

aku takut, karena setiap aku membuka mataku di pagi hari
aku selalu disuguhi secangkir teh panas, pisang goreng dan setumpuk kemarahan
lihat saja, dari detik pertama ketika aku melihat dunia di pagi hari lewat tv, yang tersembul adalah asap senjata dan darah anak2 yang mengalir karena perang
ketika aku mengintip dunia lewat surat kabar, yang ditulis tak pernah lebih dari serangkaian agresi militer, intrik politik dan kelaparan dimana2
Ketika aku membuka laptop dan mencari dunia lewat google, yang muncul adalah gambar2 mesum dan dunia yang membingungkan

Ketika aku muak dengan ini semua, aku berjalan keluar rumah dan berusaha mencari wajah dunia yang lain
aku berusaha mencari wajah dunia yang ramah seperti yang kudengar dalam lagu anak2
aku berusaha mencari wajah dunia yang tulus seperti dalam lukisan anak TK
Tapi yang kulihat adalah daun2 yang hitam karena jelaga, mengkriting dihisap asap knalpot dansungai yang berubah hitam berbau busuk dikeruk limbah pabrik

aku jadi sangat takut kawan
Aku bahkan sempat berpikir, jangan2 saya ini sedang tidak melihat dunia
Jangan2 mata ini masih tertidur dan saya sedang tidak melihat dunia
Jangan2 saya ini sedang bermimpi menjalani hidup dan tidak menyadarinya
Saya tidak percaya bahwa dunia yang saya lihat tiap hari adalah dunia yang diciptakan Tuhan untuk manusia
Saya tidak percaya bahwa dunia yang kulihat di TV, di koran, di internet adalah wajah dunia yang dianugerahkan Tuhan untuk dihidupi

mak, ya Tuhan... beri aku alasan untuk tetap berada di duniaMu...
baca tulisan ini lebih jauh