Mengapa banyak orang yang suka binatang peliharaan? di negara-negara barat sana, orang bahkan lebih suka memelihara anak anjing daripada anak manusia. Mengapa?
Dulu, waktu saya nanya sama seorang teman cewek yang suka pelihara binatang, jawabannya katanya karena katanya mereka itu lucu, manis, dan menggemaskan.
Ketika saya bertanya pada seorang psikolog, kenapa orang suka banget pelihara binatang jawabannya katanya karena binatang peliharaan itu mampu menjadi teman bagi manusia.
Benarkah seperti itu?
Tapi belakangan ini, saya berpikiran lain. Saya berpikir jangan-jangan orang memelihara binatang karena binatang saya tidak berkepentingan atas kepentingan saya. Banyak orang lebih mencintai anjing daripada anaknya sendiri;Karena bila seseorang punya anak; Bisa saja suatu hari anak itu memiliki kepentingan yang sejenis sehingga dapat terjadi kompetisi. Anjing dianggap setia, sebenarnya bukan masalah setia, tetapi ketidak pedulian kepentingan sehingga tidak saling mengganggu.
Seperti itulah kita. Semua hubungan kita dengan orang lain adalah karena kita punya kepentingan. Kita berteman dengan orang lain, karena kita punya kepentingan. Supaya kita punya teman belajar, punya teman curhat, punya teman hang out, supaya kita gak dibilang kuper, supaya ada orang yang bisa ngasi contekan waktu ujian, Itu semua adalah alasan kita memilih teman. Iya, kan? Pun, di dunia kemahasiswaan, kita bekerja karena ada kepentingan: buat dapat poin kemahasiswaan, supaya bisa jadi pengurus lembaga dan jadi terkenal, biar bisa numpang nongol di hadapan maba pas pengkaderan, dan kepentingan-kepentingan lainnya.
Saya tidak mencoba munafik dengan tulisan ini. Saya juga menulis catatan ini karena punya kepentingan. Supaya terkenal. Supaya dianggap jago nulis.
Apakah ada orang yang bebas dari kepentingan?
Ada. Orang sufi, orang gila dan orang sekarat.
Jadi, yang benar adalah bagaimana agar kepentingan-kepentingan kita itu tidak kebablasan, manusiawi, dan tidak membinatangkan manusia.
Dulu, waktu saya nanya sama seorang teman cewek yang suka pelihara binatang, jawabannya katanya karena katanya mereka itu lucu, manis, dan menggemaskan.
Ketika saya bertanya pada seorang psikolog, kenapa orang suka banget pelihara binatang jawabannya katanya karena binatang peliharaan itu mampu menjadi teman bagi manusia.
Benarkah seperti itu?
Tapi belakangan ini, saya berpikiran lain. Saya berpikir jangan-jangan orang memelihara binatang karena binatang saya tidak berkepentingan atas kepentingan saya. Banyak orang lebih mencintai anjing daripada anaknya sendiri;Karena bila seseorang punya anak; Bisa saja suatu hari anak itu memiliki kepentingan yang sejenis sehingga dapat terjadi kompetisi. Anjing dianggap setia, sebenarnya bukan masalah setia, tetapi ketidak pedulian kepentingan sehingga tidak saling mengganggu.
Seperti itulah kita. Semua hubungan kita dengan orang lain adalah karena kita punya kepentingan. Kita berteman dengan orang lain, karena kita punya kepentingan. Supaya kita punya teman belajar, punya teman curhat, punya teman hang out, supaya kita gak dibilang kuper, supaya ada orang yang bisa ngasi contekan waktu ujian, Itu semua adalah alasan kita memilih teman. Iya, kan? Pun, di dunia kemahasiswaan, kita bekerja karena ada kepentingan: buat dapat poin kemahasiswaan, supaya bisa jadi pengurus lembaga dan jadi terkenal, biar bisa numpang nongol di hadapan maba pas pengkaderan, dan kepentingan-kepentingan lainnya.
Saya tidak mencoba munafik dengan tulisan ini. Saya juga menulis catatan ini karena punya kepentingan. Supaya terkenal. Supaya dianggap jago nulis.
Apakah ada orang yang bebas dari kepentingan?
Ada. Orang sufi, orang gila dan orang sekarat.
Jadi, yang benar adalah bagaimana agar kepentingan-kepentingan kita itu tidak kebablasan, manusiawi, dan tidak membinatangkan manusia.
Posting Komentar