curhat koass

beberapa hari ini, saya sedang mengalami kesuntukan yang sangat luar biasa. bukan, ini bukan sakit, entah apa, beberapa teman bilang, mungkin saya hanya sedang lelah, capek. lelah karena apa? saya tak melakukan banyak hal-hal penting akhir-akhir ini. capek karena terlalu sibuk coass katanya. hmm... benarkah?
sudah hampir delapan bulan ini saya menjalani kehidupan per-coass-an. sudah menyelesaikan lima dari empat belas bagian yang harus kami selesaikan untuk menyelesaikan gelar dokter. dan sejauh ini, memang kehidupan saya banyak tersita di rutinitas yang satu ini. tidak. saya bukan tipe mahasiswa rajin. sama sekali bukan. bukan juga tipe mahasiswa bureng*.
kehidupan per-coass-an memang kehidupan yang sangat menyibukkan. atau jangan-jangan sayanya yang selama ini terlalu terbiasa bermalas-malasan sehingga ketika begitu masuk ke dunia coass yang menuntut waktu dan perhatian lebih banyak, saya tak mampu menyesuaikan diri. entahlah, agar kita sama-sama bisa menilai lebih fair, saya deskripsikan kegiatan saya selama beberapa bulan terakhir selama saya coass. setiap hari dari hari senin sampai sabtu, saya harus masuk rumah sakit jam 7.30 pagi, di beberapa bagian malah harus datang sebelum jam 7. selesai dinas jam dua, biasanya harus lanjut jaga (siang atau malam, atau dua-duanya). pulang ke rumah pasti capek, langsung tidur. selain dinas, dan jaga, masih ada tugas bikin referat, diskusi status. jikapun ada waktu luang di antara semua kesibukan-kesibukan itu, waktunya diapakai untuk belajar (anda harus belajar, karena ujian tak bhisa nyontek lagi seperti waktu zaman kuliah). anda bisa bayangkan kan, bagaimana sibuknya...
dan tiba-tiba di tengah-tengah kekalutan pikiran saya, tiba-tiba sy menemukan postingan saya beberapa waktu lalu, http://fadlanous.blogspot.com/2010/11/kesibukan-profesi-merampas-semua-waktu.html ...
sialan. sepertinya saya harus liburan. setidaknya satu minggu ini..
baca tulisan ini lebih jauh

Behind That Hazel Eyes

apakah semua genggaman melahirkan hujan?
aku bertanya karena setiap kali
kita berpegangan dan menautkan tangan,
matamu tiba-tiba berubah jadi pelangi

perjalanan telah membawaku begitu jauh
ada begitu banyak negeri untuk berlabuh
namun entah mengapa aku tak pernah jenuh
ingin tinggal di matamu

karena inilah aku tak percaya pada sekolah
kita selalu diajari bagimana memetik bintang
tapi guru tak pernah cerita bagaimana cara
mengeluarkan aku dari matamu
baca tulisan ini lebih jauh

jalan panjang menuju rumahmu

I. Sejak kecil, kita diajar
melipat dan melipit kertas
lalu memendekkan jarak-jarak
dalam skala-skala peta
(andai saja kita bisa melipat ruang,
agar rumahku dan rumahmu tak berpisah jarak)


II.Sejak awal Tuhan menciptakan
kita terjebak dalam ruang -ruang
hingga antara rumahmu dan rumahku
tersimpan jarak yang begitu rentang
(kelak akhirnya kita tahu
bahwa Tuhan menciptakan jarak
agar kita percaya pada kata rindu)


III.dan mengantarmu pulang
adalah pekerjaan rumit yang paling kurindukan
karena jalan panjang menuju rumahmu
adalah jalan dipenuhi kelok dan liku
di sepanjang jalan aku berdoa
semoga jalan menuju rumahmu
tak serumit jalan menuju hatimu
baca tulisan ini lebih jauh