Wikileaks dan tatanan dunia baru

tragedi penyerangan menara kembar WTC dan gedung Penthagon pada tanggal 11 september, 9 tahun silam menandai dimulainya tatanan baru dalam dunia politik internasional. Pasca berakhirnya perang dingin di awal tahun 90-an, tragdi 911 praktis menjadi babak baru bagi tatanan dunia internasional. Akibat dari serangan ini, Amerika di bawah komando bush jr. berdiri di hadapan internasional mengumandangkan perang terhadap terorisme yang praktis membagi dunia ini menjadi poros amerika dan poros teroisme (versi amerika). sederhananya "jika anda bukan bagian dari kami, maka anda adalah bagian dari terorisme yang harus diberangus". maka dimulailah perang membasmi terorisme versi amerika di sentero bumi, mulai dari afganistan, irak, dan mungkin sebentar lagi iran, atau korut.

Namun, tiba-tiba beberapa hari belakangan ini, dunia internasional dikejutkan dengan bocornya informasi super-rahasia milik pemerintah AS di situs wikileaks. Ratusan ribu dokumen rahasia yang sebagian besar di antaranya merupakan bocoran lalu lintas kawat diplomatik dari kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan AS di washington kepada seluruh konsulatnya di luar negeri dan sebaliknya ini benar-benar menggemparkan dunia.

Beberapa pengamat internasional menganggap bocornya informasi ini merupakan sebuah bencana paling besar di bidang informasi. Efeknya bahkan bisa mengalahkan efek dari serangan WTC karena sebagaian besar informasi yang dipublikasikana oleh wikileaks merupakan informasi yang sangat rahasia.

Efek ang paling terasa secara langsung akibat dari bocornya kawat diplomatik ini adalah perubahan dalam pola diplomasi negara-negara dunia terkait dengan AS. Berbagai dokumen yang dibocorkan menggambarkan bagaimna persepsi dan rencana rahasia AS terhadap negara-negara di dunia beserta pemimpinnya. dalam beberapa surat rahasia itu, presiden afganistan digambarkan sebagai seorang paranoid yang terlalu lemah, kanselir Jerman, Angela Merkel digambarkan dalam istilah 'kanselir teflon", presiden prancis nicola Sarcozy digambarkan sebagai "pejabat tanpa busana", serta berbagai sentimen negatif dan kecurigaan lainnya terhadap pemimpin-pemimpin dunia.

Laporan-laporan ini tidak hanya mebuktikan kecurigaan dan sentimen negatif AS terhadap negara-negara lain di dunia, namun juga memberikan gambaran ketakutan AS akan kekuatan-kekuatan lain. tentu saja, di tengah buruknya diplomasi AS selama ini, baik dalam menyelesaikan sengketa Timur Tengah, memburuknya keamanan di irak dan Afganistan, krisis Korea, resistensi terhadap Amerika yang semakin meluas di Amerika Selatan, serta kekacauan politik di sebagian besar afrika, bocornya informasi ini akan semakin memperlemah posisi Amerika di dunia internasional. Bahkan tak mungkin loyalis-loyalis amerika yang selama ini patuh terhadap perintah washington, akan berbalik arah, atau setidaknya negara-negara yang selama ini memperlihatkan sikap netral dalam urusan-urusan Amerika akan semakin berani angkat bicara.

Efek jangka panjang yang akan dirasakan adalah keguncangan ekonomi. Sentimen negatif terhadap amerika, ketidak pastian kebijakan luar negeri pasca bocornya informasi rahasia ini, serta keguncangan dan kepanikan pelaku ekonomi skala internasional, bisa saja mempengaruhi pasar saham internasional. atau setidaknya sentimen positif yang berusaha dibangu oleh Amerika pasca krisis ekonomi yang melanda mereka dua tahun silam harus menemui jalan terjal. Bagaimanapun semakin sulit menemukan kepercayaan terhdapa Amerika pasca bocornya informasi.

Di tengah kegemparan dunia akibat bocornya informasi ini, orang mulai bertanya-tanya, bagaiman konstalasi dan peta kekuatan politik internasional pasca bocornya informasi ini. melihat respon negara-negara lain sesaat setelah bocornya informasi ini. Sebagian besar negara-negara yang terkait dan disebutkan dalam dokumen-dokumen itu memilih bersikap (kelihatan) tenang. Yang sibuk justru kemnetrian luar negeri dan kedubes AS yang sibuk memperbaiki hubungan dan menjelaskan perihal isi dokumen itu ke pemimpin negara-negara lain yang disebutkan. Iran, china, dan Rusia,(serta Korut jika kita masih menganggapnya punya cukup kekuatan) yang selama ini dianggap bisa menandingi AS secara baik dalam kekuatan militer maupun ekonomi dan belakangan terlihat aktif menjalin kerjasama dan membangun "sekutu bayangan" di regional, sedikit banyaknya akan diuntungkan dengan kondisi seperti ini. Setidaknya, menurunnya kepercayaan berbagai negara di AS, akan membuat poros kekuatan dunia akan berpaling ke mereka.
0 Responses