kita hidup dalam mimpi

beberapa hari yang lalu, saya berbincang-bincang dengan salah seorang senior saya di Fakultas Kedokteran. beliau sudah koass, sudah mau wisuda, tinggal tunggu hasil ujian anestesi katanya. Dokter pengujinya ke luar kota dan baru pulang esok hari. Beliau tinggal di asrama mahasiswa kedokteran, dan saya sering ke sana karena teman-teman saya banyak tinggal di sana. Beliau mantan pengurus lembaga.

suatu malam, waktu saya lagi main ke asrama, kami berbincang-bincang di ruang depan asrama. tempat para warga (sebutan untuk para penghuni asrama) biasanya menerima tamu.

Waktu itu mati lampu, jadi suasananya agak hening. Setelah ngobrol ngalor-ngidul beberapa jam, beliau bertanya ke saya:

apakah kita semua sadar dengan apa yang kita lakukan?

maksudnya? saya tidak mengerti..

apakah kalian, orang-orang yang sedang kuliah, sadar dengan apa yang kalian lakukan?
apakah kalian yang sedang berlembaga sadar dengan apa yang kalian lakukan?

maksudnya?

Apakah pilihan-pilihan yang kalian ambil dan jalani untuk kalian hidupi itu murni dari diri kalian sendiri?

faktanya orang berlembaga karena kedekatan emosional belaka. bukan karena pertimbangan- pertimbangan rasional. Orang kuliah karena itulah yang digariskan dunia. bahwa orang yang lulus SMA harus lanjut kuliah..

jadi...

ya.. kalian semua sedang bermimpi. kita semua sedang bermimpi. Kita sekarang ini sedang tertidur lelap, dan hanya menjalani mimpi.
4 Responses
  1. Amey Says:

    berbuat dgn kesadaran penuh?

    hmmm...

    not many people can do that

    we're human,
    a creature of adaptation.

    with a specialized gear called "automatization" from our God...

    without that,
    our life would suffer.
    being a corpus Alienum


  2. Unknown Says:

    corpus alienum?
    hmmmm..
    aku menyebutnya homofictus
    manusia-manusia yang hidup dalam dunia fiksi...


  3. Amey Says:

    homo fictus?

    hmm..interesting..


  4. Unknown Says:

    mari populerkan istilah baru...
    homofictus!!!